GADJAH PUTIH JATI WISESA
SEJARAH SINGKAT “GADJAH PUTIH JATI WISESA”
Gadjah Putih Jati Wisesa adalah salah satu Seni Bela Diri Silat yang ada di negara Indonesia. Walaupun kepengurusan paguron masih belum lama terbentuk, namun gaung Gadjah Putih Jati Wisesa sudah lama terdengar bahkan sampai ke manca negara.
Gadjah Putih Jati Wisesa terlahir dari rasa tanggungjawab untuk meneruskan hasil perjuangan leluhur / pendiri seni bela diri pencak silat adalah Gadjah Putih Mega Paksi Pusaka (GPMPP). Seni tradisional bela diri urang sunda ini didirikan dan dideklarasikan pada tahun 1959 oleh guru besar, (alm) H. DJAENUDIN, warga Kp. Gegerpasang, Desa Sukarasa, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut.
Setelah dideklarasikan secara resmi, seni bela diri ini secara perlahan-lahan mengalami perkembangan dan banyak warga yang mulai mencintai dan melestarikan seni bela diri ini, dengan cara ikut bergabung menjadi anggota atau murid di Paguron Gadjah Putih. Tujuan mereka adalah selain untuk berolah raga menjaga kesehatan badan, juga untuk menjaga diri.
Seni bela diri pencak silat Gadjah Putih ini, dari tahun ke tahun anggotanya terus bertambah. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya jumlah anggota atau warga yang ikut berlatih. Setelah perkembangan Gadjah Putih Mega Paksi Pusaka dirasakan sudah cukup pesat, maka pada tahun 1983 H. Djaenudin mengundurkan diri dari kepengurusan dan beliau kembali ke Paguron, yang selanjutnya organisasi dipimpin oleh A. Wajihaddin sampai tahun 1989, kemudian pada tahun 1990 A. Wajihaddin kembali ke paguron lalu pada saat itu H. Djaenudin memberikan wasiat (surat pernyataan) kepada A. Wajihaddin dengan disaksikan oleh murid-murid H. Djaenudin lainnya agar yang bersangkutan (A. Wajihaddin) meneruskan dan mengembangkan ajaran beliau.
Seiring dengan berjalannya waktu perkembangan seni bela diri ini mengalami kevakuman dan tidak begitu terdengar gaungnya, terlebih sepeninggalnya guru besar, pendiri dan deklarator Gadjah Putih Mega Paksi Pusaka, (alm) H. Djaenudin, seni bela diri pencak silat Gadjah Putih seperti hilang ditelan jaman.
Pada tahun 1990, empat orang murid dari A. Wajihaddin menghadap beliau, yaitu :
Uu Supardi
Asep Tresna A
Ade “Ucok” Supriadi
Dedeth R Fitri
Mereka berempat mengusulkan kepada beliau agar dibentuk suatu wadah beserta pengurusnya untuk meneruskan organisasi yang pernah dipimpinnya tetapi dengan nama yang menunjukan jati diri paguron yang bersifat gerakan pembaharuan.
Maka setelah beberapa kali diadakan musyawarah di rumah A. Wajihaddin dan juga melibatkan murid yang lain (selain empat serangkai tadi), maka tanggal 19 september 1991 bertempat di Gg. Mucang No. 45 Bandung, disepakatilah untuk membentuk paguron dengan nama JATI WISESA, yang artinya KEKUATAN MURNI.
Setelah terbentuknya paguron JATI WISESA, maka kegiatan latihan seni bela diri silat mulai digiatkan kembali. Paguron JATI WISESA dipusatkan di Kp. Cisirung No. 47 RT 03 RW 02, Kelurahan Pasawahan Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung.
Seiring dengan berjalannya waktu dan setelah melalui pembahasan yang lebih mendalam lagi, maka sebagai penghormatan kepada salah satu Guru dari A. Wajihaddin, yaitu alm H. Djaenudin yang telah memberikan wasiat kepada beliau untuk meneruskan ajaran-ajarannya, maka dengan tidak merubah maknanya nama paguron JATI WISESA ditambahkan menjadi GADJAH PUTIH JATI WISESA, dengan moto
Elmu Ampuh Mun Teu Angkuh,
Jati Diri Nu Illahi,
Usik Sajati Kersaning Gusti
Sesuai dengan sifatnya, paguron Gadjah Putih Jati Wisesa bukanlah paguron baru tetapi paguron pembaharu, karena ajaran yang diberikan kepada murid-murid sama dengan ajaran H. Djaenudin, yang terdiri dari 24 jurus, yaitu :
- Jurus
- Susun
- Potong
- Sikut
- Depan Potong
- Depan Sikut
- Simur
- Selup
- Tebang Atas
- Tebang Bawah
- Sangkol
- Alip Sangkol
- Sentak
- Gendong Macan
- Kwitang
- Kiprat
- Stembak
- Serong
- Alip Catok
- Alip Naga Berenang Kedet
- Dongkari Tunggal
- Kepruk Dongkari
- Tending Besok Paksi Muih
- Alip Tilep Leungit
- Lube
Menyadari akan pentingnya suatu kegiatan itu terorganisir dengan baik, maka pada tanggal 19 September 2006 bertempat di Rumah alm Bapak Isep Suwargana, Kp. Cisirung No. 45 RT 03 RW 02, Kelurahan Pasawahan Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung. dibentuklah kepengurusan paguron Gadjah Putih Jati Wisesa.
Komentar
Posting Komentar